Rabu, 27 Januari 2016

Sikembar Koplak 2

kisah ini kelanjutan dari cerita sebelumnya Sikembar Koplak
kali ini kisahnya tidak kalah seru. Ok, selamat membaca dan menikmati.
Sikembar Koplak 2
Di koridor sekolah Ridho dan Rizki berlari kencang. Nafasnya terdengar ngos-ngosan.
"Gila tuh cewek, cantik-cantik mulutnya kayak buadak." songot Rido sambil mengusap peluh di kening.
"Emang badak banyak omong yah, Do?" tanya Rizki heran.
"Gue juga gak tau sih." Rido menyengir.
"Lah terus, kenapa lo samain ama tuh cewek?"
Cerewet Ki."
"Cerewet bukan badak, Rido.... " teriak Rizki kesal. "Bikin perumpamaan tuh yang bagus napa. Kayak kaleng rombeng, ember pecah atau apalah, yang sesuai. Pantas pelajaran bahas Indonesia lo jeblog, nyatanya lo bego sih."
"Terus aja ngatain gue. Teruuussss....."
Sambil tertawa Rizki berpaling ke sekelilingnya. Dia melihat keadaan disitu sudah sepi.
"Kok sepi yah?"
Iyah, kenapa yah?"
Gak tau yah?"
Kok lo bisa gak tau yah?"
Mana gue tau yah?"
Eh, kita ngomong apa, kok selalu pakai, yah?"
Rizki dan Rido saling pandang. Terbengong. Kayak orang gila, kedua anak itu tertawa-tawa. Sampai pada depan kelasnya dia berhenti.
"Do, kok ditutup?"
"Tinggal buka aja, susah amat."
Bukan gitu bego!" hardik Rizki pelan. "Biasanya kalo ditutup udah mulai pelajaran."
Rido menatap pintu itu tanpa berkedip. Lalu seperti seorang para normal dia mengangkat tangan memberi tanda pada Rizki agar diam.
Sepertinya aku melihat sesuatu," katanya kemudian. Rizki yang sejak tadi terbengong keheranan terkejut. Apa iya saudaranya itu punya ilmu gaib, bisa menembus pandangan ke dalam? Penasaran ia bertanya.
"Apa yang lo liat?"
Sabar," katanya santai. Lalu memjamkan mata. Setelah berapa lama ia buka lagi.
Udah kelihatan?"
"Dari tadi malah."
Hah? Emang lo liat apaan?"
Pintu. Emang lo gak liat?" Rido tertawa terbahak-bahak.
Syetan...! Lo ngerjain gue?" umpat Rizki.
Habis lo bego sih. Mau aja dikibulin."
Sialan lo! Gue kira lo beneran bisa liat kedalam."
"Lo kira gue jin apa?" Rido melangkah. Tangannya melambai mengajak Rizki untuk mengikuti. Ketika sampai pintu ia tempelkan telinganya.
Tidak ada suara," bisiknya pada Rizki.
Gue juga tau," balas Rizki kesal. Rido menyengir.
"Sedikit jongkok"
Buat apaan?"
"Biar kita lebih fokus melihat kondisi dalam."
Tanpa bicara Rizki segera mengikuti. Keduanya kini seperti orang ruku.
Buuuttttt....!!!'
Syetan! Lo kentut yah?" umpat Rizki sambil menutup hidung. Rido tertawa keras.
Sory Ki, habis mules banget sih." jawabnya ditengah tawa.
Lo kalo kentut bilang-bilang. Kalo gue mabok gimana? Bacin lagi." Rizki meludah jijik.
Bah... kentut aja meski bilang. Udah kayak mau naik haji aja lo."
Biar gue bisa nyingkir, kampret!!" Rizki menjewer kuping saudara kembarnya.
"Aduhhh... iya, iya... sakit nih."
Rizki melepaskan tangannya. Sementara Rido memberi kode agar Rizki diam.
"Kita lihat di dalam yah," katanya. Rizki mengangguk. Lalu perlahan sekali Rido membuka pintu. Suasana sangat sepi. Anak ini melongok masuk kepalanya. Dia menjadi terkejut besar ketika melihat semua orang ternyata sedang memandangi dirinya di dalam. Lebih lagi gurunya. Guru tua itu melogo dengan kacamata turun di hidung. Sangat lucu. Bukannya takut kena hukuman, Rido malah menyengir. Seperti biasa, anak ini melambaikan tangannya. Bergegas ia keluarkan kembali kepalanya.
Gimana?" tanya Rizki.
Beres."
Maksud lo, gak ada siapa-siapa, termasuk guru?"
Rido mengacungkan jempolnya. Rizki berteriak gembira.
Alhamdulillah....." Suaranya keras. Lalu enak saja dia mendobrak pintu itu. Dan matanya menjadi terbelalak ketika melihat gurunya memuntir-muntir kumis menunjukan kemarahan. Semua anak-anak yang lain termasuk Ridho menutup mulut menahan tawa. Penuh kejengkelan Rizki menghardik di telinga Rido.
Dasar bego! Katanya gak ada guru?"
Siapa yang bilang?"
Elu tadi?"
Yey, gue cuma ngacungin jempol."
Sama aja tolol!
Bedalah tolol, hahaha...."
Kampret lo!" Rizki mengumpat kesal. Sementara gurunya membentak.
Masuk kalian anak bandel!"
Mampus kita Do."
Hehehe... lo aja kali Ki, gue kan gak dobrak pintu."
"Awas lo, kutu kupret!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar