"Eh, Ki, lo liat gak cewek itu." Sambil mencolek bahu saudara kembarnya, Ridho duduk di samping Rizki yang saat itu berada di taman. Rizki yang sedang membaca buku menatap sesaat ke Ridho, lalu melihat kearah yang dimaksud. Di sana dilihatnya cewek gendut berpakaian ketat. Sehingga tubuhnya yang kayak bola itu nampak jelas tercetak. Sangat heran Rizki bertanya ke Rido.
"Lihat. Emangnya kenapa?"
"Gimana menurut lo?" tanya Ridho.
Rizki mengerinyit heran. "Gimana apanya?"
Maksud gue cantik gak? Ah... gitu aja nanya lo."
Rizki terbelalak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Lo habis kesambet setan mana? Cewek gembrot kayak gitu ditanya cantik apa gak."
"Eh, emang lo liat yang mana?"
"Noh, yang lagi jalan."
Buset! Kacau banget mata lo. Bukan itu maksud gue somplak! Tapi tuh, diujung taman yang lagi duduk. Kalo yang jalan itu mah bukan manusia, tapi kerbau bunting, hahahaha...."
Rizki ikut tertawa terpingkal-pingkal. "Kirain yang itu," ucapnya ditengah tawa.
"Makanya mata itu dipake, jangan di pajang doank."
"Lo kira mata gue piala pake dipajang?" songot Rizki kesal.
"Lah, terus napa bisa nyasar gitu liatnya? Jauh pula haha..."
"Mana gue tau," jawab Rizki sambil cemberut.
"Ya udah, gak usah dibahas. Mari kita lanjutkan ke topik awal." Bagaikan seorang penceramah, Rido memasang muka serius. Melihat sikap aneh adik kenbarnya itu, Rizki sampai terbengong-bengong.
"Lo gak kesambet syetan kan Do?"
Kok nanya gitu?"
"Yah biasa aja kali! Kayak kiai mau khotbah aja lo."
"Hehehe... kan biar serius gitu."
"Huh, manusia konyol kayak lo mau serius mau gak, sama aja."
Rido tertawa saja. Beberapa saat kemudian dia kembali berkata, "Gimana, udah kelihatan belum cewek yang aku maksud?"
Entar-entar." Rizki memfokuskan pandangannya. Di sana dia melihat seorang gadis cantik yang sedang duduk.
Yang pakai kaos merah itu bukan?"
"Iya itu."
Yang sedang duduk sendirian kan?"
Iya."
Pakai celana jins biru muda?'
Iyaa... astaga!"
Yang sedang baca buku?"
"Iyaaaaaaaaa......" Rido yang menjadi kesal luar biasa menjerit keras di telinga saudaranya. Alhasil, Rizki sampai terlonjak. Gendang telinganya berdengung keras.
"Gila lo! Kalo gendang telinga gue sobek bagaimana?"
Bodo! Habis lo bikin kesal sih."
Kan gue mastiin OON!"
"Mastiin kayak orang speleng. Dibilang iya... iya masih aja nanya."
"Hahaha... gak papalah, mumpung geratis ini." Rizki tertawa terbahak-bahak.
"Gratis sih gratis. Mulut gue berbusa nih."
Rizki memandang berkeliling. Dia jadi terkejut ketika melihat banyak orang terheran-heran memandanginya.
"Tuh, gara-gara lo teriak-teriak, mereka jadi terkesima."
Rido melihat keadaan. Seperti saudara kembarnya diapun nampak terkejut. Namun tidak seperti Rizki, penuh kocak enak saja dia melambaikan tangan ke mereka.
"Halo, halo halo... kagum yah liat orang ganteng hahahaha..."
Orang-orang itu terbelalak. Lalu memalingkan muka.
"Lo bikin malu gue aja Do," omel Rizki.
Lah, kenapa gak ngumpet di solokan kalo malu?"
"Kampret lo." Rizki beranjak pergi. Namun gerakannya tertahan ketikan Rido memegang bahunya.
"Mau kemana lo?"
"Ke kelas."
Nanti dulu. Urusan kita belum kelar."
Apa lagi?" Rizki mulai kesal.
Kan pertanyaan gue belum lo jawab tentang cewek itu?"
"Yah, soal itu lagi." Rizki kembali menatap cewek tadi. "Menurutku dia cantik. Dan parasnya juga anggun."
Terus-terus." Mata Rido berbinar-binar.
Coba kamu perhatikan mata dan telinganya," kata Rizki.
Iyah. Emangnya kenapa?"
Ada dua kan?"
Iya... semua juga tau. Terus apa kelebihannya?" Rido menatap kesal saudaranya.
Yah gak ada sih. Sama aja kayak cewek lainnya." jawab Rizki sambil menyengir.
"Terus kenapa lo tanya...... somplakkkk???"
"Hahahaha.... ngerjain lo aja."
"Dasar kampret!!"
Tawa Rizki semakin keras. Lalu setelah puas dia berkata, "Gimana kalo kita samperi. Kita ajak kenalan coy."
"Ide bagus. Boleh juga." Belum sempat Rizki membalas ucapannya, Rido udah melesat jauh.
"Wah tuh anak, urusan cewek aja, kayak syetan larinya. Nasib-nasib, punya kembaran selalu bikin kesal." Habis mengomel Rizki menyulus saudaranya. Sampai disana Rido langsung membisikinya.
"Kayaknya nih cewek bisu deh."
Hah, kok bisa? Dari mana lo tau?"
"Soalnya sejak tadi aku tanya dia hanya menggeleng, tersenyum ngangguk. Gitu doank."
Merasa kurang yakin dengan keterangan saudaranya Rizki tersenyum pada cewek cantik itu. Cewek itu membalasnya.
"Namanya siapa, boleh kenalan?"
Cewek itu menggeleng. Rizki sedikit percaya dengan ucapan saudaranya. "Kok diem aja? Ngomong dong."
Bukannya jawaban yang didapat, tapi hanya senyuman. Rido yang tidak tahan melihat itu maju mendekat.
"Eh, cewek, lo bisu yah?"
Sepasang mata gadis cantik itu membeliak, mulut ternganga. Sambil berdiri dia menampar keras wajar Rido.
Plakk!!!
Cowok sialan kamu! Kenal juga kagak, tau juga gue gak, main ngatain bisu! Lo pikir gue cewek apaan mau langsung nerima dan mah kenalan ama cowok somplak kayak elo. Pikir pakai otak, gue udah baik hati ngasih senyuman. Coba ke cewek lain pasti udah nyemprot pakai omelan. Tapi lo, enak aja ngatain gue bisu!"
Mendengar omelan puanjang yang tiada ujungnya itu Rido menutup kedua telinganya. Sambil jongkok dia kabur dari situ. Sementara Rizki terbengong-bengong keheranan. Setelah sadar saudara kembarnya tidak ada, anak muda ini pun ikut ngacir. Orang-orang yang ada disitu tertawa terbahak-bahak. Di taman sekolahan itu tawanya menggelegar di mana-mana.
Acer Liquid Z320
Tidak ada komentar:
Posting Komentar