kisah ini kelanjutan dari cerita sebelumnya Sikembar Koplak
kali ini kisahnya tidak kalah seru. Ok, selamat membaca dan menikmati.
Sikembar Koplak 2
Di koridor sekolah Ridho dan Rizki berlari kencang. Nafasnya terdengar ngos-ngosan.
"Gila tuh cewek, cantik-cantik mulutnya kayak buadak." songot Rido sambil mengusap peluh di kening.
"Emang badak banyak omong yah, Do?" tanya Rizki heran.
"Gue juga gak tau sih." Rido menyengir.
"Lah terus, kenapa lo samain ama tuh cewek?"
Cerewet Ki."
"Cerewet bukan badak, Rido.... " teriak Rizki kesal. "Bikin perumpamaan tuh yang bagus napa. Kayak kaleng rombeng, ember pecah atau apalah, yang sesuai. Pantas pelajaran bahas Indonesia lo jeblog, nyatanya lo bego sih."
"Terus aja ngatain gue. Teruuussss....."
Sambil tertawa Rizki berpaling ke sekelilingnya. Dia melihat keadaan disitu sudah sepi.
"Kok sepi yah?"
Iyah, kenapa yah?"
Gak tau yah?"
Kok lo bisa gak tau yah?"
Mana gue tau yah?"
Eh, kita ngomong apa, kok selalu pakai, yah?"
Rizki dan Rido saling pandang. Terbengong. Kayak orang gila, kedua anak itu tertawa-tawa. Sampai pada depan kelasnya dia berhenti.
"Do, kok ditutup?"
"Tinggal buka aja, susah amat."
Bukan gitu bego!" hardik Rizki pelan. "Biasanya kalo ditutup udah mulai pelajaran."
Rido menatap pintu itu tanpa berkedip. Lalu seperti seorang para normal dia mengangkat tangan memberi tanda pada Rizki agar diam.
Sepertinya aku melihat sesuatu," katanya kemudian. Rizki yang sejak tadi terbengong keheranan terkejut. Apa iya saudaranya itu punya ilmu gaib, bisa menembus pandangan ke dalam? Penasaran ia bertanya.
"Apa yang lo liat?"
Sabar," katanya santai. Lalu memjamkan mata. Setelah berapa lama ia buka lagi.
Udah kelihatan?"
"Dari tadi malah."
Hah? Emang lo liat apaan?"
Pintu. Emang lo gak liat?" Rido tertawa terbahak-bahak.
Syetan...! Lo ngerjain gue?" umpat Rizki.
Habis lo bego sih. Mau aja dikibulin."
Sialan lo! Gue kira lo beneran bisa liat kedalam."
"Lo kira gue jin apa?" Rido melangkah. Tangannya melambai mengajak Rizki untuk mengikuti. Ketika sampai pintu ia tempelkan telinganya.
Tidak ada suara," bisiknya pada Rizki.
Gue juga tau," balas Rizki kesal. Rido menyengir.
"Sedikit jongkok"
Buat apaan?"
"Biar kita lebih fokus melihat kondisi dalam."
Tanpa bicara Rizki segera mengikuti. Keduanya kini seperti orang ruku.
Buuuttttt....!!!'
Syetan! Lo kentut yah?" umpat Rizki sambil menutup hidung. Rido tertawa keras.
Sory Ki, habis mules banget sih." jawabnya ditengah tawa.
Lo kalo kentut bilang-bilang. Kalo gue mabok gimana? Bacin lagi." Rizki meludah jijik.
Bah... kentut aja meski bilang. Udah kayak mau naik haji aja lo."
Biar gue bisa nyingkir, kampret!!" Rizki menjewer kuping saudara kembarnya.
"Aduhhh... iya, iya... sakit nih."
Rizki melepaskan tangannya. Sementara Rido memberi kode agar Rizki diam.
"Kita lihat di dalam yah," katanya. Rizki mengangguk. Lalu perlahan sekali Rido membuka pintu. Suasana sangat sepi. Anak ini melongok masuk kepalanya. Dia menjadi terkejut besar ketika melihat semua orang ternyata sedang memandangi dirinya di dalam. Lebih lagi gurunya. Guru tua itu melogo dengan kacamata turun di hidung. Sangat lucu. Bukannya takut kena hukuman, Rido malah menyengir. Seperti biasa, anak ini melambaikan tangannya. Bergegas ia keluarkan kembali kepalanya.
Gimana?" tanya Rizki.
Beres."
Maksud lo, gak ada siapa-siapa, termasuk guru?"
Rido mengacungkan jempolnya. Rizki berteriak gembira.
Alhamdulillah....." Suaranya keras. Lalu enak saja dia mendobrak pintu itu. Dan matanya menjadi terbelalak ketika melihat gurunya memuntir-muntir kumis menunjukan kemarahan. Semua anak-anak yang lain termasuk Ridho menutup mulut menahan tawa. Penuh kejengkelan Rizki menghardik di telinga Rido.
Dasar bego! Katanya gak ada guru?"
Siapa yang bilang?"
Elu tadi?"
Yey, gue cuma ngacungin jempol."
Sama aja tolol!
Bedalah tolol, hahaha...."
Kampret lo!" Rizki mengumpat kesal. Sementara gurunya membentak.
Masuk kalian anak bandel!"
Mampus kita Do."
Hehehe... lo aja kali Ki, gue kan gak dobrak pintu."
"Awas lo, kutu kupret!"
CERITA LUCU RIZKI RIDHO
Rabu, 27 Januari 2016
Si Kembar yang Koplak
"Eh, Ki, lo liat gak cewek itu." Sambil mencolek bahu saudara kembarnya, Ridho duduk di samping Rizki yang saat itu berada di taman. Rizki yang sedang membaca buku menatap sesaat ke Ridho, lalu melihat kearah yang dimaksud. Di sana dilihatnya cewek gendut berpakaian ketat. Sehingga tubuhnya yang kayak bola itu nampak jelas tercetak. Sangat heran Rizki bertanya ke Rido.
"Lihat. Emangnya kenapa?"
"Gimana menurut lo?" tanya Ridho.
Rizki mengerinyit heran. "Gimana apanya?"
Maksud gue cantik gak? Ah... gitu aja nanya lo."
Rizki terbelalak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Lo habis kesambet setan mana? Cewek gembrot kayak gitu ditanya cantik apa gak."
"Eh, emang lo liat yang mana?"
"Noh, yang lagi jalan."
Buset! Kacau banget mata lo. Bukan itu maksud gue somplak! Tapi tuh, diujung taman yang lagi duduk. Kalo yang jalan itu mah bukan manusia, tapi kerbau bunting, hahahaha...."
Rizki ikut tertawa terpingkal-pingkal. "Kirain yang itu," ucapnya ditengah tawa.
"Makanya mata itu dipake, jangan di pajang doank."
"Lo kira mata gue piala pake dipajang?" songot Rizki kesal.
"Lah, terus napa bisa nyasar gitu liatnya? Jauh pula haha..."
"Mana gue tau," jawab Rizki sambil cemberut.
"Ya udah, gak usah dibahas. Mari kita lanjutkan ke topik awal." Bagaikan seorang penceramah, Rido memasang muka serius. Melihat sikap aneh adik kenbarnya itu, Rizki sampai terbengong-bengong.
"Lo gak kesambet syetan kan Do?"
Kok nanya gitu?"
"Yah biasa aja kali! Kayak kiai mau khotbah aja lo."
"Hehehe... kan biar serius gitu."
"Huh, manusia konyol kayak lo mau serius mau gak, sama aja."
Rido tertawa saja. Beberapa saat kemudian dia kembali berkata, "Gimana, udah kelihatan belum cewek yang aku maksud?"
Entar-entar." Rizki memfokuskan pandangannya. Di sana dia melihat seorang gadis cantik yang sedang duduk.
Yang pakai kaos merah itu bukan?"
"Iya itu."
Yang sedang duduk sendirian kan?"
Iya."
Pakai celana jins biru muda?'
Iyaa... astaga!"
Yang sedang baca buku?"
"Iyaaaaaaaaa......" Rido yang menjadi kesal luar biasa menjerit keras di telinga saudaranya. Alhasil, Rizki sampai terlonjak. Gendang telinganya berdengung keras.
"Gila lo! Kalo gendang telinga gue sobek bagaimana?"
Bodo! Habis lo bikin kesal sih."
Kan gue mastiin OON!"
"Mastiin kayak orang speleng. Dibilang iya... iya masih aja nanya."
"Hahaha... gak papalah, mumpung geratis ini." Rizki tertawa terbahak-bahak.
"Gratis sih gratis. Mulut gue berbusa nih."
Rizki memandang berkeliling. Dia jadi terkejut ketika melihat banyak orang terheran-heran memandanginya.
"Tuh, gara-gara lo teriak-teriak, mereka jadi terkesima."
Rido melihat keadaan. Seperti saudara kembarnya diapun nampak terkejut. Namun tidak seperti Rizki, penuh kocak enak saja dia melambaikan tangan ke mereka.
"Halo, halo halo... kagum yah liat orang ganteng hahahaha..."
Orang-orang itu terbelalak. Lalu memalingkan muka.
"Lo bikin malu gue aja Do," omel Rizki.
Lah, kenapa gak ngumpet di solokan kalo malu?"
"Kampret lo." Rizki beranjak pergi. Namun gerakannya tertahan ketikan Rido memegang bahunya.
"Mau kemana lo?"
"Ke kelas."
Nanti dulu. Urusan kita belum kelar."
Apa lagi?" Rizki mulai kesal.
Kan pertanyaan gue belum lo jawab tentang cewek itu?"
"Yah, soal itu lagi." Rizki kembali menatap cewek tadi. "Menurutku dia cantik. Dan parasnya juga anggun."
Terus-terus." Mata Rido berbinar-binar.
Coba kamu perhatikan mata dan telinganya," kata Rizki.
Iyah. Emangnya kenapa?"
Ada dua kan?"
Iya... semua juga tau. Terus apa kelebihannya?" Rido menatap kesal saudaranya.
Yah gak ada sih. Sama aja kayak cewek lainnya." jawab Rizki sambil menyengir.
"Terus kenapa lo tanya...... somplakkkk???"
"Hahahaha.... ngerjain lo aja."
"Dasar kampret!!"
Tawa Rizki semakin keras. Lalu setelah puas dia berkata, "Gimana kalo kita samperi. Kita ajak kenalan coy."
"Ide bagus. Boleh juga." Belum sempat Rizki membalas ucapannya, Rido udah melesat jauh.
"Wah tuh anak, urusan cewek aja, kayak syetan larinya. Nasib-nasib, punya kembaran selalu bikin kesal." Habis mengomel Rizki menyulus saudaranya. Sampai disana Rido langsung membisikinya.
"Kayaknya nih cewek bisu deh."
Hah, kok bisa? Dari mana lo tau?"
"Soalnya sejak tadi aku tanya dia hanya menggeleng, tersenyum ngangguk. Gitu doank."
Merasa kurang yakin dengan keterangan saudaranya Rizki tersenyum pada cewek cantik itu. Cewek itu membalasnya.
"Namanya siapa, boleh kenalan?"
Cewek itu menggeleng. Rizki sedikit percaya dengan ucapan saudaranya. "Kok diem aja? Ngomong dong."
Bukannya jawaban yang didapat, tapi hanya senyuman. Rido yang tidak tahan melihat itu maju mendekat.
"Eh, cewek, lo bisu yah?"
Sepasang mata gadis cantik itu membeliak, mulut ternganga. Sambil berdiri dia menampar keras wajar Rido.
Plakk!!!
Cowok sialan kamu! Kenal juga kagak, tau juga gue gak, main ngatain bisu! Lo pikir gue cewek apaan mau langsung nerima dan mah kenalan ama cowok somplak kayak elo. Pikir pakai otak, gue udah baik hati ngasih senyuman. Coba ke cewek lain pasti udah nyemprot pakai omelan. Tapi lo, enak aja ngatain gue bisu!"
Mendengar omelan puanjang yang tiada ujungnya itu Rido menutup kedua telinganya. Sambil jongkok dia kabur dari situ. Sementara Rizki terbengong-bengong keheranan. Setelah sadar saudara kembarnya tidak ada, anak muda ini pun ikut ngacir. Orang-orang yang ada disitu tertawa terbahak-bahak. Di taman sekolahan itu tawanya menggelegar di mana-mana.
Acer Liquid Z320
"Lihat. Emangnya kenapa?"
"Gimana menurut lo?" tanya Ridho.
Rizki mengerinyit heran. "Gimana apanya?"
Maksud gue cantik gak? Ah... gitu aja nanya lo."
Rizki terbelalak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Lo habis kesambet setan mana? Cewek gembrot kayak gitu ditanya cantik apa gak."
"Eh, emang lo liat yang mana?"
"Noh, yang lagi jalan."
Buset! Kacau banget mata lo. Bukan itu maksud gue somplak! Tapi tuh, diujung taman yang lagi duduk. Kalo yang jalan itu mah bukan manusia, tapi kerbau bunting, hahahaha...."
Rizki ikut tertawa terpingkal-pingkal. "Kirain yang itu," ucapnya ditengah tawa.
"Makanya mata itu dipake, jangan di pajang doank."
"Lo kira mata gue piala pake dipajang?" songot Rizki kesal.
"Lah, terus napa bisa nyasar gitu liatnya? Jauh pula haha..."
"Mana gue tau," jawab Rizki sambil cemberut.
"Ya udah, gak usah dibahas. Mari kita lanjutkan ke topik awal." Bagaikan seorang penceramah, Rido memasang muka serius. Melihat sikap aneh adik kenbarnya itu, Rizki sampai terbengong-bengong.
"Lo gak kesambet syetan kan Do?"
Kok nanya gitu?"
"Yah biasa aja kali! Kayak kiai mau khotbah aja lo."
"Hehehe... kan biar serius gitu."
"Huh, manusia konyol kayak lo mau serius mau gak, sama aja."
Rido tertawa saja. Beberapa saat kemudian dia kembali berkata, "Gimana, udah kelihatan belum cewek yang aku maksud?"
Entar-entar." Rizki memfokuskan pandangannya. Di sana dia melihat seorang gadis cantik yang sedang duduk.
Yang pakai kaos merah itu bukan?"
"Iya itu."
Yang sedang duduk sendirian kan?"
Iya."
Pakai celana jins biru muda?'
Iyaa... astaga!"
Yang sedang baca buku?"
"Iyaaaaaaaaa......" Rido yang menjadi kesal luar biasa menjerit keras di telinga saudaranya. Alhasil, Rizki sampai terlonjak. Gendang telinganya berdengung keras.
"Gila lo! Kalo gendang telinga gue sobek bagaimana?"
Bodo! Habis lo bikin kesal sih."
Kan gue mastiin OON!"
"Mastiin kayak orang speleng. Dibilang iya... iya masih aja nanya."
"Hahaha... gak papalah, mumpung geratis ini." Rizki tertawa terbahak-bahak.
"Gratis sih gratis. Mulut gue berbusa nih."
Rizki memandang berkeliling. Dia jadi terkejut ketika melihat banyak orang terheran-heran memandanginya.
"Tuh, gara-gara lo teriak-teriak, mereka jadi terkesima."
Rido melihat keadaan. Seperti saudara kembarnya diapun nampak terkejut. Namun tidak seperti Rizki, penuh kocak enak saja dia melambaikan tangan ke mereka.
"Halo, halo halo... kagum yah liat orang ganteng hahahaha..."
Orang-orang itu terbelalak. Lalu memalingkan muka.
"Lo bikin malu gue aja Do," omel Rizki.
Lah, kenapa gak ngumpet di solokan kalo malu?"
"Kampret lo." Rizki beranjak pergi. Namun gerakannya tertahan ketikan Rido memegang bahunya.
"Mau kemana lo?"
"Ke kelas."
Nanti dulu. Urusan kita belum kelar."
Apa lagi?" Rizki mulai kesal.
Kan pertanyaan gue belum lo jawab tentang cewek itu?"
"Yah, soal itu lagi." Rizki kembali menatap cewek tadi. "Menurutku dia cantik. Dan parasnya juga anggun."
Terus-terus." Mata Rido berbinar-binar.
Coba kamu perhatikan mata dan telinganya," kata Rizki.
Iyah. Emangnya kenapa?"
Ada dua kan?"
Iya... semua juga tau. Terus apa kelebihannya?" Rido menatap kesal saudaranya.
Yah gak ada sih. Sama aja kayak cewek lainnya." jawab Rizki sambil menyengir.
"Terus kenapa lo tanya...... somplakkkk???"
"Hahahaha.... ngerjain lo aja."
"Dasar kampret!!"
Tawa Rizki semakin keras. Lalu setelah puas dia berkata, "Gimana kalo kita samperi. Kita ajak kenalan coy."
"Ide bagus. Boleh juga." Belum sempat Rizki membalas ucapannya, Rido udah melesat jauh.
"Wah tuh anak, urusan cewek aja, kayak syetan larinya. Nasib-nasib, punya kembaran selalu bikin kesal." Habis mengomel Rizki menyulus saudaranya. Sampai disana Rido langsung membisikinya.
"Kayaknya nih cewek bisu deh."
Hah, kok bisa? Dari mana lo tau?"
"Soalnya sejak tadi aku tanya dia hanya menggeleng, tersenyum ngangguk. Gitu doank."
Merasa kurang yakin dengan keterangan saudaranya Rizki tersenyum pada cewek cantik itu. Cewek itu membalasnya.
"Namanya siapa, boleh kenalan?"
Cewek itu menggeleng. Rizki sedikit percaya dengan ucapan saudaranya. "Kok diem aja? Ngomong dong."
Bukannya jawaban yang didapat, tapi hanya senyuman. Rido yang tidak tahan melihat itu maju mendekat.
"Eh, cewek, lo bisu yah?"
Sepasang mata gadis cantik itu membeliak, mulut ternganga. Sambil berdiri dia menampar keras wajar Rido.
Plakk!!!
Cowok sialan kamu! Kenal juga kagak, tau juga gue gak, main ngatain bisu! Lo pikir gue cewek apaan mau langsung nerima dan mah kenalan ama cowok somplak kayak elo. Pikir pakai otak, gue udah baik hati ngasih senyuman. Coba ke cewek lain pasti udah nyemprot pakai omelan. Tapi lo, enak aja ngatain gue bisu!"
Mendengar omelan puanjang yang tiada ujungnya itu Rido menutup kedua telinganya. Sambil jongkok dia kabur dari situ. Sementara Rizki terbengong-bengong keheranan. Setelah sadar saudara kembarnya tidak ada, anak muda ini pun ikut ngacir. Orang-orang yang ada disitu tertawa terbahak-bahak. Di taman sekolahan itu tawanya menggelegar di mana-mana.
Acer Liquid Z320
Langganan:
Postingan (Atom)